agama mayoritas di Indonesia, tidak heran jika terdapat banyak masjid yang dibangun untuk tempat ibadah bagi umat Islam. Bahkan tidak hanya masjid dengan ukuran besar saja, tetapi banyak juga dibangun mushola atau surau yang biasanya berada di pedesaan ataupun kawasan yang lebih kecil.
Di Indonesia sendiri, masjid agung kerap kali dijadikan sebagai objek wisata religi. Jadi, selain bisa digunakan sebagai tempat ibadah, masjid ini juga bisa menjadi tempat wisata untuk napak tilas mengenai sisi historis yang dimiliki oleh masjid tersebut. Ada banyak masjid megah yang bisa menjadi referensi sebagai objek wisata pada rencana liburan nanti.
Salah satunya adalah Masjid Agung Demak yang berada di Kota Demak, Jawa Tengah. Masjid ini adalah salah satu dari sekian banyak masjid tertua yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, tidak jarang ada wisatawan yang mengunjungi masjid ini untuk mengetahui sejarah perkembangan Islam yang terjadi di tanah Jawa ini.
Dilansir dari situs Generasi Hijau, Masjid agung nan megah ini selesai dibangun pada tahun 1479 dengan gaya arsitektur tajug tumpang tiga. Sebagai masjid tertua, Masjid Agung Demak ini merupakan pelopor lahirnya kerajaan Islam pertama yang ada di Pula Jawa. Hal inilah yang membuat banyak orang tertarik untuk mengetahui perkembangan Islam melalui masjid ini.
Selain sebagai masjid tertua dan sekaligus termegah di Pulau Jawa, masjid ini juga memiliki beberapa keunikan yang tidak ditemukan pada masjid-masjid lainnya. Adapun beberapa keunikan yang dimiliki oleh masjid ini adalah sebagai berikut.
Atap Bercorak Hindu
Masjid ini menjadi salah satu bentuk akulturasi antara budaya dengan Hindu sebagai agama mayoritas yang ada di Jawa pada masa itu. Raden Patah secara sengaja membangun atap berundak tiga yang berbentuk seperti segitiga sama kaki. Bentuk ini sama persis dengan pura yang menjadi tempat ibadah umat Hindu.
Adanya atap berundak tiga ini mengindikasikan jika Wali Songo saat itu menggunakan budaya lokal dalam melakukan penyebaran agama Islam. Hal inilah yang membuat arsitektur masjid ini terlihat semakin menarik. Bahkan atap ini menjadi salah satu ikon yang dimiliki oleh masjid ini.
Saka Tatal
Saka ini merupakan tiang penyangga utama yang terdapat di dalam masjid. Masjid ini mempunyai empat tiang utama dengan tinggi sekitar 16 meter. Berdasarkan cerita rakyat yang ada, keempat tiang ini merupakan penggambaran dari empat Wali Songo, yaitu Sunan Ampel, Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, dan juga Sunan Gunung Jati.
Hal paling unik dari saka tatal ini adalah materialnya. Keempat tiang tersebut terbuat dari material tatal, yakni serpihan sisa-sisa kayu yang diikat sehingga membentuk sebuah tiang. Meskipun hanya dari serpihan kayu, namun saka tatal masih kokoh hingg sekarang ini.
Pintu Bledeg
Pintu bledeg atau yang berarti petir ini menjadi pintu utama yang konon berfungsi sebagai penangkal petir. Dibuat dari kayu jati yang tebal dengan ukiran khas membuat masjid ini semakin terlihat menarik. Apalagi dengan adanya ukiran dua kepala naga yang diberi cat merah.
Kolam Wudhu
Salah satu bagian dari masjid yang harus didatangi adalah kolam wudhu ini. Letaknya berada persis di samping bangunan masjid. Dengan ukuran 10×25 meter dan kedalaman sekitar 5 meter, kolam wudhu ini pada mulanya digunakan sebagai tempat wudhu ketika masa-masa awal dibangunnya masjid ini.
Akan tetapi, sekarang ini kolam wudhu tersebut hanya menjadi bagian dari wisata religi saja. Konon katanya, kolamm wudhu ini merupakan tempat bagi pada Wali Songo untuk berwudhu guna melaksanakan ibadah sholat.
Meskipun masjid ini menjadi objek wisata religi, namun terdapat beberapa area yang tidak bisa dikunjungi oleh para wisatawan, seperti pintu bledeg. Hal ini dikarenakan status masjid yang sudah menjadi museum. Selain itu, adanya area-area yang tidak boleh dimasuki ini juga bertujuan untuk menjaga kelestarian dari tempat itu sendiri.
Sajadah atau biasanya disebut sebagai karpet masjid merupakan sebuah pelengkap dari setiap bangunan masjid yang ada di Indonesia. Sekarang ini telah tersedia banyak corak dan warna karpet masjid yang bisa dipilih untuk menyempurnakan bangunan masjid tersebut. Selain itu, adanya karpet masjid ini memudahkan jamaah yang ingin sholat namun tidak membawa sajadah.
Saat ini ada banyak toko yang jual karpet masjid di daerah Semarang. Jadi, Anda tidak akan merasa kesulitan dalam mencari toko ini. Biasanya karpet masjid ini dijual per meter sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari masjid itu sendiri. Jadi, pembeliannya bisa lebih fleksibel.
Selain itu, toko jual karpet masjid ini juga menerima pembelian per satu roll dengan ukuran tertentu. Harga yang ditaksir pun bervariasi dan bisa disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki oleh masjid tersebut.