Di dunia ini ada yang namanya air untuk minum, air untuk cuci tangan, air tawar dan air laut. Semuanya sama yakni air. Hanya saja untuk air murni (berasal dari sumber mata air) terdiri dari zat tunggal. Namun untuk air laut, terdiri dari beberapa jenis materi alias campuran. Untuk zat tunggal yang ada di alam semesta ini, maka sudah pasti bersifat homogen dan pada setiap bagiannya punya sifat sama.

Zat tunggal dalam ilmu kimia dibedakan atas unsur dan senyawa. Meskipun memang ada campuran yang bersifat homogen yakni larutan dan campuran yang bersifat heterogen yaitu suspensi dan koloid. Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa unsur adalah zat tunggal yang secara kimia tidak bisa diuraikan menjadi zat-zat lain seperti oksigen, nitrogen, hidrogen, besi, perak, emas, raksa dan platina.

Asal Mula Unsur di Alam Semesta

Hingga saat ini, unsur yang sudah ditemukan di bumi ada lebih dari 118 unsur. Ketika jagat raya ini terbentuk, hanya ada dua unsur yang muncul yakni helium dan hidrogen yang membentuk bintang. Dari total 118 unsur yang sudah diidentifikasi, 94 di antaranya terjadi secara alami di bumi dan 24 sisanya adalah unsur sintetis.

Dari jumlah itu, 80 unsur memiliki setidaknya satu isotop stabil sementara 38 unsur lainnya ialah radionuklida yang seiring waktu berjalan bakal menjadi unsur lain. Berdasarkan observasi astronomi, unsur kimia yang teramati hanya menyusun empat persen materi di jagat raya, dengan 74% adalah materi gelap. Sisanya? Merupakan energi misterius berupa komposisi tidak diketahui tapi terdiri dari unsur kimia.

Pengelompokan Unsur

Unsur Alami

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ada setidaknya 118 unsur di alam semesta ini. Unsur-unsur yang terdapat di alam memiliki senyawa lebih banyak dibandingkan dalam keadaan bebas. Dua unsur paling ringan di alam semesta ini adalah hidrogen dan helium yang memang terbanyak ditemukan dan sebagian besar terbentuk berkat Ledakan Dahsyat.

Kemudian ada tiga unsur alam berikutnya yakni litium, berilium dan boron yang mayoritas terjadi lewat spalasi sinar kosmis. Dari 94 unsur kimia yang terbentuk secara alami di bumi, dianggap para ahli terbentuk karena empat proses kosmik. Ada beberapa unsur dengan nomor atom yang lebih berat daripada besi seperti uranium dan plutonium, diproduksi berkat nukleosintesis eksplosif dalam ledakan supernova.

Unsur Buatan

Dalam rumus kimia, tidak ada unsur yang secara alami lebih berat daripada uranium. Namun dengan perkembangan ilmu kimia, ilmuwan akhirnya menemukan unsur baru yang lebih berat dengan menggabungkan dua unsur kecil secara bersamaan dalam kecepatan tinggi. Hanya saja memang unsur-unsur buatan ini tidak akan bertahan lama karena mudah pecah.

Unsur Logam

Berwujud padat pada tekanan dan suhu normal, unsur logam ini memiliki sifat mengkilap saat digosok. Pada umumnya, unsur logam bisa ditempa sehingga menjadi benda lain dan mampu menghantarkan listrik serta panas. Beberapa unsur logam di dunia ini dituliskan dalam rumus kimia adalah kalsium (Ca), timah (Sn), emas (Au), nikel (Ni), perak (Ag), besi (Fe), krom (Cr), mangan (Mn) dan kalium (K).

Unsur Non Logam

Kebalikan dari logam, unsur non logam memiliki wujud gas, padat dan cair. Sehingga unsur non logam tidak dapat ditempa dan bukan penghantar panas serta listrik. Kecuali intan, semua unsur non logam tidak mengkilap saat digosok. Berikut beberapa contohnya seperti belerang (S), helium (He), oksigen (O), hidrogen (H), neon (Ne) dan nitrogen (N).

Unsur Semi Logam

Biasanya beberapa orang menyebut unsur semi logam dengan metaloid. Disebut demikian karena metaloid memiliki sifat dari unsur logam dan non logam. Sehingga membuat metaloid jadi semikonduktor karena tak bisa menghantarkan listrik dalam suhu rendah. Beberapa contohnya seperti silikon (Si), polonium (Po), arsen (As).

Tentunya dengan perkembangan ilmu kimia yang bakal semakin canggih dan banyak orang cerdas bermunculan, akan ada banyak lagi unsur yang ditemukan. Dengan luasnya alam semesta yang sangat luar biasa, tentu membuktikan kalau seluruh hal yang ada dan bergerak atau diam merupakan unsur kimia.